Rabu, 07 November 2012

Repost 3 : "Tentang si Pejuang atau Justru Pecundang"

Tulisan ini mengalir dengan seringnya saya menemui buaya- buaya dalam kehidupan. Tau kan saya ga hidup di laut atau di muara, ,jadi yaa tau sendirilah buaya species apa yang saya maksud. Sebagai seorang perempuan naluri untuk saling memahami itu begitu kuat saya rasakan. kadang walau hanya dengan membaca, mendengar atau melihat saja saya cukup tau bagaimana rasanya. bukannya sok tau, tapi begitulah yg saya rasa. walau bukan, dan semoga tidak akan pernah saya rasakan,, tapi melihat adanya kenyataan seperti itu, sayapun ikut merasakan sakitnya, bahkan marahnya.. Aada kalimat menarik yang pernah saya baca dari sebuah buku, katanya "lelaki itu buaya, tapi perempuan penyayang binatang" haha, cukup menggelikan bukan?! mungkin tulisan ini dianggap tidak adil karna hanya dari satu sudut pandang, tp itulah fokus.

perempuan,,ketika memutuskan untuk menikah dengan seorang pria, berarti ia mempercayakan hidupnya pada anda, yang ia harap mampu menjadi imam, menjadi nahkoda yang menjaga bahteranya dari badai yang mungkin menerjang. tapi banyak kenyataan bahwa sang nahkoda lah yang sengaja menjemput badai dan ia menganggapnya sebagai sebuah tantangan tersendiri yang mungkin justru menjadi kebanggan baginya. yaa memang tak semua lelaki seperti itu, masih ada, dan (semoga) masih banyak lelaki yg dengan jantan ia menjadi pelindung bagi keluarganya, menjadi idola bagi anak2nya.. dan jangan ragu nyatakan bahwa lelaki tangguh itu adalah diri anda. yang dengan kekuatannya anda mampu menyayangi dan mengayomi yang berhak.

wahai lelaki yang hatinya baik, tau kah anda,, menyakitinya adalah menyakiti dirimu sendiri, karna ia lah bagian dr dirimu, ia lah tulang rusukmu yang selama ini kau nantikan kehadirannya untuk melengkapi kekuatanmu bukan?. mungkin benar ia tak sempurna, ia tak seperti yang kau harapkan, tapi ingatlah tulang rusuk tak kan tertukar. ketidaksempurnaannya, itu menjadi tugasmu untuk membuatnya menjadi tulang rusuk yang baik untukmu. dengan kekuatan yang kau punya, dengan lembutmu ku yakin kau bisa meluruskannya, tp ingat, mematahkannya berarti melukai dirimu sendiri.

Taukah bahwa perempuanmu itu begitu sulit ketika harus menentukan pilihan dengan siapa dia akan menikah. karna dia harus mencari lelaki yang bisa menggantikan dan bahkan melengkapi kedudukan ayah sebagai pelindungnya selama ini. begitu sulit karna ia bukan hanya mencari lelaki yg baik untuk menjadi suaminya, tetapi juga mencari lelaki yg baik untuk menjadi anak bagi kedua orangtuanya, dan terlebih yang ia cari adalah lelaki yang baik untuk menjadi ayah bagi anak-anaknya kelak. memilihmu, berarti ia mempercayakan seluruh hidupnya padamu. mengabdikan seluruh cintanya untukmu. lihatlah,, betapa ia mempercayakan semuanya padamu.. yang ia yakini bahwa apapun yang kau lakukan adalah untuk kebaikannya. tak pernah ia berniat untuk mencurigaimu, bahkan ketika ia lihat kelakuanmu sekalipun, ia mencoba tetap berprasangka baik padamu.. lantas,, masihkah kau tega melukainya??

Perempuan yang mungkin kau anggap bodoh itu, lihatlah dia,, ketika ia marah padamu dan ingiin sekali membencimu, apakah lalu ia bisa membencimu?? tidak. karna kau tetap ayah dari anak-anaknya.
Seburuk apapun kelakuanmu, ia akan tetap menceritakanmu sebagai pahlawan kepada anak-anakmu.
Apakah ia mencelamu dihadapan kedua orangtuanya?? sama sekali tidak karna apa yang harus ia pertanggungjawabkan pada mereka jika ia dinilai salah  ketika memilihmu.
Juga apakah ia pernah mengutarakan kekecewaannya pada orang lain? sekali lagi, tidak. karna kesalahanmu sesungguhnya adalah aib baginya.
Lantas sampai kapan ia harus terus mentutupi aibmu??? pun ketika ia harus turut membanting tulang, apakah ia pernah mengeluh??
Apakah ia pernah menyesal memilihmu?? jawabnya tidak..
Tapi kau?? kadang masih menuntut banyak hal darinya,,
Tetapi apakah ia marah? tidak, ia tetap berusaha Melaksanakan tugasnya sebagai istri dan ibu yang baik, sekalipun lelahnya begitu luar biasa.
Ketika ia berhasil dalam usahanya, memperoleh kedudukan yang tinggi dalam pekerjaannya, apakah ia merendahkan derajatmu?? tetap tidak. ia akan selalu meninggikan derajatmu sebagai seorang suami, sebagai seorang ayah bagi anak2nya.

Dikaruniakan kelebihan dalam penciptaanmu, wahai lelaki.. apa kau pikir itu terjadi tanpa maksud??
kau bertanggungjawab selain kpd istrimu, juga kpd anak2 yang didalamnya mengalir darahmu. mereka menyaksikan bagaimana kau berperan sebagai ayah dalam hidupnya, hingga nanti mereka pun bisa menilaimu. kadang kau memarahi mereka karna tak dengar nasehatmu. tapi ayah,, taukah kau, satu keteladanan akan lebih berarti dari pada seribu nasehat. ia tak hanya melihat dan menilai mu sebagai ayahnya tapi juga sebagai suami dari ibunya berikan keteladanan agar mereka kelak bisa menjadi orang baik yang benar, yang setidaknya mau mendoakanmu, dan memberatkan timbangan amalmu, atau paling tidak, meringankan siksa kuburmu.


ingat di akhir episode hidupmu nanti,, semua akan dipertanggungjawabkan, semua akan diberi imbalan..
baik untuk sang pejuang, atau bahkan si pecundang.. dan untukmu,, jadilah pria pejuang. belum terlambat jika kau ingin memulai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Halloo,, Terima kasih sudah mampir, Jangan lupa tinggalkan nama yaa